Berhenti Dulu
Hujannya masih betah membasahi planet bumi di wilayahku. Wajar saja. Ini bulan Desember. Orang bilang, bulan Desember adalah puncaknya musim penghujan. Cukup puncak musim penghujan saja, jangan puncak perasaanku ke kamu. Nggak, ini bercanda. Tulisan ini dibuat karena ketidaktahuan. Hanya sebatas aksara yang sengaja ingin dituliskan menjadi untaian cerita. Entah akan bermakna atau tidak, tergantung pembacanya. "Hai, apa kabar?" "Bagaimana harimu?" "Apakah melelahkan?" Manusia itu menghentikan aktivitasnya dan melirikku tajam. Sangat tajam, seperti ujung anak panah yang seolah-olah sudah siap menusuk mataku atau mungkin merobek bibirku yang tidak henti-hentinya berceloteh. "Melelahkan atau tidak, itu bukan urusanmu." Kali ini gertakkannya tidak mempan. Aku tidak takut. Bahkan ini semakin menantang. Dengan semakin berani, aku menggeser kursi yang aku duduki agar lebih dekat dengan tubuhnya. "Alah, nggak usah sok kuat kamu." "Bisa ...