Aku Jatuh, lagi?
Pertengahan tahun genap . Pagi itu aku menatap pantulan wajah yang sudah lebih baik dibandingkan bulan lalu . Sudah tidak terlalu muram , bahkan tidak lagi sembab . Ya, meskipun akan banyak jiwa yang tahu kalau sepasang mata itu masih membawa luka yang belum tertutup dengan sempurna . “Huft! Tidak terlalu menyedihkan .” Kadang aku juga tidak paham kenapa luka-luka yang sudah cukup lama itu terus saja memaksa untuk tetap bersemi di dalam rangkaian cerita yang mestinya harus tetap berlanjut . Apa karena mereka akan menjadi prolog untuk cerita selanjutnya ? Tid ak penting . Seperti biasa . Sampai di sekolah pukul enam pagi . Tidak kurang dan tidak lebih . Sudah ada seorang laki-laki berkulit putih dengan kacamata yang bertengger manis di hidungnya . Laki- laki pemburu bangku paling belakang . Oh, iya , di sana juga sudah ada perempuan berwajah manis, si pemilik alis tebal , leb ih...