Cinta milik Aruna
Hari itu, semuanya terlihat biasa saja. Melakukan rutinitas yang berulang dan sangat membosankan. Seorang perempuan dengan rambut hitam sebahu, berlari tergesa-gesa menuju ruang kelasnya. Padahal jarum jam baru menunjukkan pukul 06.30, masih pagi. 2 menit berlalu, dia sudah sampai di pintu kelas dengan napas terengah. Masih cukup sepi. Hanya ada orang-orang yang memang langganan berangkat subuh saja. “Tumben Na,” ucap seorang laki-laki berkacamata yang hobinya duduk di bangku paling belakang. Dia pintar, tapi hobi tidur. “Iyaa, kesiangan,” jawab Aruna, masih setengah ngos-ngosan. Iya, gadis itu bernama Aruna. Gadis yang cukup ditakuti oleh teman-teman kelasnya. Mungkin gara-gara suka marah-marah? Tapi entahlah. Kata orang sih, dia tsundere . Tapi kata dirinya sendiri sih, “Gue cuma nggak suka orang telat ngerjain tugas kelompok.” Tujuan Aruna pagi ini jelas: merebut takhta bangku tengah dekat jendela. Tempat suci. Tempat dia bisa mengelamun, mengawasi lapangan dari balik tirai, dan men...